Entri Populer

Sabtu, 17 September 2011

posting dari blog siswa smanza

Hii...well, guys masih ingat kan! Tugas Musik waktu lalu? terutama bagi kelas IX yang mendapat tugas dari Bpk. Daniel Kendek untuk menyusun satu artikel berjudul "Aku dan Musik Smansa",...hmm....ternyata dari 280 siswa kelas IX ada satu siswa yang berhasil memenuhi kriteria penilaian artikel, yaitu dari segi : Layout, Konten (isi) Artikel, Bahasa yang digunakan and the last, waktu pengumpulan tugas. Well, Are you guys...mau tahu siapa???
Baca dulu ya artikelnya.... Cekidot...

Aku dan Musik SMANSA

Musik??? Hmmm, sebuah kalimat yang tersusun dari huruf em, u, es, i dan ka. Lalu, apa yang dimaksud dengan musik???. Kalau menurut aku, musik itu....sebuah bunyi yang terorganisir dan mudah diterima organ pendengaran kita tanpa memerlukan fungsi intelektual dan mental.

Talk about music berarti mencakup pengaruh musik. Musik punya pengaruh besar dalam kehidupan kita. Gimana enggak, musik bisa bikin kita goyang dengan iramanya yang aduhai. Atau bikin kita ngedance berasa kayak di dance floor. Bukan Cuma itu saja, lirik pada sebuah lagu mengandung sejumlah arti yang bisa bikin kita ketawa, sedih, menangis, atau luapan emosi lainnya. Atau bisa jadi liriknya menjadi penyemangat buat kita.

Uhm, bicara soal prospek musik, tidak dapat disangkal bahwa dunia musik menjadi mata pencaharian yang sangat “menghasilkan”. Tak heran nih kalo banyak orang berbondong-bondong memasuki arena musik. Masih segar dipikiran kita Justin Bieber dan boyband lokal dengan cowok-cowok kece, SM*SH yang terkenal melalui youtube, yang akhirnya menjadi populer karena bakat dan skill mereka.

Musik juga tercipta untuk sebuah tujuan mulia yaitu menghibur. Jadi ingat nih sama Briptu Norman yang berchaiyya-chaiyya dengan musik India untuk menghibur temannya. Bahkan nih salah satu Rumah Sakit di Jepang dan beberapa RS di daratan Eropa dan Amerika menjadikan musik sebagai salah satu terapi untuk merawat pasiennya.

Selain itu, musik sangat menentukan intelegasi seseorang loh. Woww applause de sama musik. Pokoknya musik gak ada matinya de. Ups, jadi ingat nih sama Please don’t stop the music-nya Rihanna. Mungkin karena pengaruh musik yang udah kemana-mana dan segudang manfaatnya sehingga kita belajar seni musik di sekolah kita tercinta SMANSA Makale.

Pelajaran seni musikku di SMANSA dimulai saat aku baru menapakan kaki di sekolah ini, tepatnya di kelas X1. Pada pelajran seni musik yang pertama, kita memilih jenis instrumen yang ingin dipelajari diantaranya: gitar, pianika, keyboard, dan recorder. Setelah dipikir-pikir aku memutuskan untuk memilih instrumen gitar.

Yah...gitar, berharap bisa jadi gitaris Dewa Budjana. Itu loh gitaris band GIGI. Pelajaran seni musik pun dimulai dari senam jari, akord, de elel. Memainkan alat musik yang sangat populer dimasyarakat ini ternyata tak segampang yang kubayangkan. Aku hampir menyerah mempelajrinya.

Tiba waktunya Mid Semester, semuaa murid diuji kemampuannya dengan mengiringi lagu daerah tercinta “Marendeng Marampa’”.Jantungku berdetak kencang lup dup lup dup, oh inikah rasanya jatuh cinta pada musik, setiap masuk ruangan ini jantungku selalu begitu. Hellow...ini bukan jatuh cinta kali tapi nerveous karena Mid. Huft...

Ujiannya pun selesai dengan hasil yang mengecewakan alias remedial, huh makin stress de belajar musik. Ujian untuk remedial masih sama dengaan tugas Mid dan hasilnya lagi-lagi aku harus remedial. Rasanya aku sudah bosan dengan kalimat ini. Gara-gara b’lajar instrumen ini juga aku sampe menitihkan air mataku. Rasanya diri ini sudah lelah tapi aku tak kunjung mahir.

Remedial kedua pun tiba, kali ini aku lulus, yah dengan nilai standar 68. Mungkin karena Pak Guru juga udah bosan liat mukaku yang remedial lagi. Apa boleh buat tangan kidalku tak bisa kompromi. Akhirnya dengan perasaan deg-degan+takut kulaporkan kepada guru seni musik kita Bapak Drs. Daniel Kendek, S.Th.

Rasa itu semua terobati setelah Pak Daniel mengerti diriku yang kidal ini. Huh...lega rasanya...Akhirnya kuputuskan untuk hijrah ke instrumen pianika. Jalanku lebih mulus dengan instrumen yang ini. Meskipun awalnya terengah-engah mengatur nafas namun pada akhirnya semuanya fine-fine aja.

Wuih tiba semester 2, kali ini kita belajar tentang karya cipta lagu. Wah parah...aku yang gak ngerti do,re,mi,fa,so,la,si,do-nya Guido Aretinius d’Arrezo disuruh buat lagu ??. Walau Pak Guru sudah ngajarin langkah-langkahnya tapi tetep aja aku kesusahan..., mana gak bisa baca nada diatonisnya Aretinius.

Harus buat syair, melodi, irama, yang paling susah partiturnya. Syukurlah teman kelas pada ngebantu, thanks de buat Maranty cs. Setelah rekaman akhirnya jadilah sebuah karya dari Asryani Intan Palullu’yang gak masuk 20 besar..., ya walaupun gak sebagus Musik Hidupku atau Backstreet-nya Yossy dan Cinta Terpendam-nya Irma, seenggaknya aku sudah tahu betapa susahnya mencintakan lagu. Jadi lebih mengapresiasi karya cipta.

Dipenghujung semester II, kita mengadakan pensi kelas. Dan hasilnya kerja keras kita latihan dan menata panggung gak sia-sia. Kita menjadi juara I,, ye.. tepuk tangan dong. Wah dibalik kesuksesan pensi ternyata terselip sebuah masalah, yaitu SAMPAH...syukurlah semua clear...

Akhirnya tiba juga kelas XI, wah pelajaran berikutnya adalah mengaransemen alias jadi arranger. Wiuhh kayaknya lebih susah lagi nih.., huh syukurlah tugas materi ini disajikan dalam bentuk kelompok. Masih ingat nih waktu kerumahnya Maranty mengaransemen lagu Dilema Cinta-nya Ungu dan waktu itu kita mengaransemen dengan ditemani frend banana alias pisang goreng dari tuan rumah,,,pokoknya asyik skalee.




Dari tugas aransemen terciptalah beberapa karya aransemen lagu yaitu: Andika Bhayangkari, Pilihan Menantu, Payung Fantasi, Come People of God, dll. Di semester ini juga kami diperkenalkan dengan instrumen Angklung. Ternyata mempelajari instrumen yang efektif dijadikan terapi stroke ini gampang-gampang susah. Memainkannya sih gak susah-susah amat tapi aku sering bermasalah dengan ketukan.

Skarang ini pelajaran musik kita lagi diisi dengan latihan buat pensi. Pensi kita tahun ini akan diisi dengan sejumlah karya aransemen dari kita-kita. Semoga keberhasilan pensi tahun sebelumnya dapat terulang kembali dengan kualitas musik yang lebih baik. Aminn...

Keberhasilan musik kita bahkan musik Smansa tak terlepas dari tangan dingin Bapak Daniel yang tidak diragukan lagi kemampuan musiknya. Yang menjadikan kita lebih mengenal musik lebih dalam. Saya berharap musik Smansa lebih berkembang tentunya dengan menjadikan seni musik sebagai pelajaran yang menyenangkan dan tidak menjadi tekanan/beban bagi siswa.

Selain itu, saya berharap tenaga pengajar musik ditambah, seenggaknya asistennya Pak Guru de, biar bisa mengontrol ± 540 siswa yang blajar seni musik sehingga blajar seni musik lebih efektif.

“Music is important in our life because music can coloring our life so express MUSIC!!!”

SMA Negeri 1 Makale (SMA Negeri 276)

SMA Negeri 1 Makale atau yang dulu dikenal dengan SMA Negeri 276 adalah salah satu SMA favourite di Tana Toraja, khususnya wilayah Makale.

Biasanya siswa dari SMP Negeri 1 Makale atau SMP Katolik Makale dll akan memilih untuk masuk ke sini.

Sayangnya lokasi sekolah ini tidak cukup strategis untuk ukuran kota Makale. Lokasinya ada di daerah barat laut kota, tepatnya di jalan menuju Bandara Pongtiku Tana Toraja.

Sekolah ini sudah banyak meluluskan orang-orang penting yang saat ini bekerja di Tana Toraja maupun di luar Toraja.

Menurut Pak Parinding dalam visi SMA Negeri 1 Makale, sekolah ini ada untuk menciptakan anak didik yang berbudi luhur.

Rabu, 14 September 2011

Visi SMA Negeri 1 Makale

SMA Negeri 1 Makale menetapkan visi "UNGGUL DALAM PRESTASI DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR". SMAN 1 Makale resmi berdiri pada tanggal 1 Agustus 1964 dan telah menammatkan ribuan siswa yang tersebar melanjutkan studi dan bekerja di berbagai pelosok dan kota di seantero nusantara, bahkan ada yang sampai berhasil melanjutkan studi di Australia.
SMA Negeri 1 Makale menetapkan visi "UNGGUL DALAM PRESTASI DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR". SMAN 1 Makale resmi berdiri pada tanggal 1 Agustus 1964 dan telah menammatkan ribuan siswa yang tersebar melanjutkan studi dan bekerja di berbagai pelosok dan kota di seantero nusantara, bahkan ada yang sampai berhasil melanjutkan studi di Australia. Di era tahun 2000-an sekolah ini mendapatkan peluang sebagai SMA unggulan propinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2001 sekolah ini menetapkan visinya dan mulai berbenah diri melakukan berbagai terobosan untuk merealisasikan visinya, a.l. membangun laboratorium ICT,laboratorium bahasa, perpustakaan, membenahi laboratorium IPA, membuat pagar sekolah yang permanen dan mulai membangun RKB berlantai 2 secara bertahap untuk mengganti RKB yang berlantai 1. Sementara itu PBM mulai diintensifkan dengan penggunaan berbagai media pembelajaran misalnyaVCD player, TV, LCD projector, scanner media netis untuk pemeriksaan hasil ulangan dan ujian siswa, bahkan semua guru difasilitasi oleh komite sekolah untuk memiliki laptop sebanyak 50-an buah. Pengembangan diri, wawasan dan pendidikan guru dan pegawai tata usaha tak luput dari program pengembangan sekolah ini. Lagi-lagi komite sekolah berperan aktif membantu guru dan tata usaha untuk menyelesaikan pendidikan sarjana S1 dan pascasarjana; sehingga sisa 1 orang guru yang belum menyandang gelar sarjana S1, dan 7 orang telah meraih gelar magister pendidikan dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Bukan itu saja, guru dan pegawai TU telah melakukan bench-marking (studi banding) ke beberapa sekolah di pulau Bali dan Jawa, dimulai dari kota Denpasar sampai ke Jakarta yang diikuti 43 orang. Pada tahun 2008 ini SMAN 1 Makale menammatkan 167 orang siswa dan 149 orang telah terdata melanjutkan studi ke berbagai PTN dan PTS, antara lain ada 60-an orang masuk di UNHAS, 1 orang masuk di UI, 8 orang masuk Universitas Pelita Harapan mendapatkan beasiswa, dll. SMA Negeri 1 Makale berkomitmen tinggi untuk merealisasikan visinya menjadi sekolah yang Unggul dalam Prestasi dan berbudi Pekerti yang luhur. Semoga Tuhan berkenan memberti.Amin
create your own banner at mybannermaker.com!
Copy this code to your website to display this banner!
Photobucket